Selasa, Mei 31, 2022

Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.1

ESAI: FILOSOFIS PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA


Oleh: Sholehuddin

Calon Guru Penggerak Angkatan 5

SMKS KEPANJEN Kabupaten Malang


sumber: https://www.kompas.com


Pemikiran Ki Hadjar Dewantara dengan konteks pendidikan Indonesia hingga saat ini sangat relevan yaitu pendidikan dengan sistem among dan Tri Pusat Pendidikan yang memberikan suatu kebebasan berpikir kepada anak didik untuk mengembangkan kreativitas yang ada dalam dirinya sesuai dengan penerapan kurikulum Merdeka Belajar.

 

Hal terpenting yang harus dilakukan seorang guru adalah menghormati dan memperlakukan anak dengan sebaik-baiknya sesuai kodratnya, melayani mereka dengan setulus hati, memberikan teladan (ing ngarso sung tulodho), membangun semangat (ing madyo mangun karso) dan memberikan dorongan (tut wuri handayani) bagi tumbuh kembangnya anak didik.

 

Pendidikan dan kebudayaan adalah dua hal dalam satu kesatuan, ibaratnya kebudayaan adalah rumah dan pendidikan adalah pondasinya untuk membentuk peradaban yang baik kita membutuhkan pendidikan yang baik guru tidak hanya mengajar, memberikan ujian dan menilai tetapi guru melakukan pekerjaan yang lebih mulia yaitu membentuk sebuah peradaban atau karakter yang baik.

 

Pendidik itu ibarat petani yang bercocok tanam yang memiliki banyak bibit, ada bibit padi, jagung, kedelai, kentang, ubi dan yang lain. Padi ditanam akan tumbuh padi, jagung ditanam tumbuhlah jagung jangan berharap menanam padi yang tumbuh jagung, karena petani tidak akan dapat mengubah kodrat padi, yang dapat dilakukan petani agar tumbuh padi yang baik adalah dengan memperbaiki kondisi dan kesuburan tanah, merawat padi, memupuk, dan mengairi, serta membasmi hama yang dapat mengganggu tumbuh kembangnya padi. Begitu halnya dengan menanam jagung rawatlah sebagaimana merawat jagung yang baik dan benar agar tumbuh jagung yang unggul dan berkualitas pula. Apa yang dilakukan petani dalam bercocok tanam ibaratnya kita sebagai pendidik harus bisa menuntun anak didik agar dapat tumbuh dengan baik sesuai kodratnya dalam mencapai keselamatan dan kebahagian setinggi-tingginya baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, sehingga kita memandang anak didik dengan hormat dan berorientasi penuh kepada anak didik, menjadi pendidik atau guru yang mandiri, merdeka dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat untuk anak didik dengan berbagai latar belakang dan keberagamannya, karena sehebat apapun kita sebagai pendidik tidak akan dapat mengubah atau mengganti kodrat iradatnya anak didik, sama halnya dengan petani yang tidak akan dapat mengubah menanam padi tumbuh menjadi jagung.   

 

Pendidikan tidak boleh statis, pendidikan harus terus bergerak dan berubah untuk menjawab tuntutan zaman seperti halnya planet dalam tata surya semua harus terus bergerak tidak ada yang berhenti artinya perubahan adalah sesuatu hakiki dan harus terjadi. Anak didik saat ini tidak akan sama dengan anak didik 10, 15, dan 20 tahun yang lalu karena zamannya sudah berbeda itulah yang disebut kodrat zaman. Oleh sebab itu mengapa guru harus selalu belajar sepanjang hayat dan terus bergerak, tak lain untuk mewujudkan merdeka belajar.

 

 


Tidak ada komentar: