Sabtu, Oktober 15, 2022
KONEKSI ANTARMATERI MODUL 3.1
Selasa, Oktober 11, 2022
KONEKSI ANTARMATERI MODUL 2.3
Jumat, September 16, 2022
KONEKSI ANTARMATERI MODUL 2.2 PEMBELAJARAN SOSIAL DAN EMOSIONAL
Selasa, September 13, 2022
AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF
Selasa, September 06, 2022
JURNAL DWIMINGGUAN BUDAYA POSITIF
Jurnal
Dwi Mingguan Modul 1.4 Budaya Positif
Oleh: Sholehuddin, S.Pd., M.M.Calon Guru Penggerak Angkatan 5
Dalam pembelajaran modul 1.4
Budaya Positif ini saya mendapatkan inspirasi dan pengalaman belajar, tidak
hanya belajar konsep tetapi tugas praktik yang langsung dikerjakan memberikan
pengalaman langsung berupa praktek langsung. Bagaimana membangun keyakinan
kelas, memberikan konsekuensi, memahami posisi kontrol, dan menerapkan segitiga
restitusi.
Refleksi Kegiatan
Pada refleksi Dwimingguan ini saya memilih model refleksi yang
dikembangkan oleh Dr. Roger Greenway, yaitu model refleksi 4F.
1. Facts
(Peristiwa)
Pada
minggu ini saya memulai pembelajaran modul 1.4 Budaya positif. Kegiatan dimulai
dari diri dan Eksplorasi konsep yang diakhiri aksi nyata. Saya mulai melakukan perubahan
pada diri saya dengan melakukan refleksi bagaimana diri saya selama ini, hal
ini membuat saya lebih semangat untuk segera melakukan perubahan-perubahan
positif di lingkungan sekolah. Banyak persoalan-persoalan yang terjadi di
sekolah belakangan ini, membuat saya merasa tertantang untuk turut membantu
dengan berbekal pengetahuan yang saya dapatkan selama ini.
Alhamdulillah
akhirnya saya dapat menyelesaikan Modul 1.4 ini dengan baik. Banyak sekali hal
baik dan ilmu yang saya dapatkan melalui pembelajaran di LMS maupun dalam ruang
kolaborasi, hal ini membuat saya termotivasi untuk mewujudkan merdeka belajar
bagi anak didik dengan tetap selalu berpegang teguh pada nilai-nilai kebajikan
yang telah disepakati yaitu nilai-nilai yang ada pada Profil Pelajar Pancasila.
2. Feeling (Perasaan)
Setelah
mempelajari modul 1.4 tentang budaya positif tentunya membuat perasaan saya
senang, juga merasa sedih dan bersalah mengingat apa yang telah saya lakukan selama mengajar lebih sering
memposisikan sebagai penghukum. Kesalahan ini disadari atau tidak akan membuat anak
didik memiliki dendam atau sakit hati kepada saya.
Setelah
saya mempelajari modul budaya positif ini, saya tidak akan mengulangi kesalahan
lagi saya akan merapkan segituga restitusi dalam penanganan sebuah kasus,
karena dengan segitiga restitusi ini anak-anak dapat menyelesaikan masalahnya
sendiri sesuai dengan keyakinan yang telah dubuat bersama-sama. Saya juga dapat
memposisikan diri saya sebagai sorang manajer sesuai teori 5 posisi kontrol
dalam sebuah kasus atau masalah.
Saya
semakin termotivasi dan bersemangat karena ketika saya melakukan pengimbasan
dan berbagi pengetahuan dengan rekan sejawat dan kepala sekolah tentang
bagaimana cara memulai menumbuhkan budaya positif di sekolah, karena melihat antusiasme
rekan sejawat yang mulai muncul
3. Findings (Pembelajaran)
Melalui eksplorasi
konsep Budaya positif terdapat 6 bagian materi yang harus dipahami, yaitu: (1) Perubahan
Paradigma -Stimulus Respon lawan Teori Kontrol: (2) Arti Disiplin
dan 3 Motivasi Perilaku Manusia; (3) Keyakinan Kelas, Hukuman dan
Penghargaan; (4) Lima Kebutuhan
Dasar Manusia; (5) Lima Posisi Kontrol; dan (6) Segitiga Restitusi
Dengan demikian saya harus mampu:
· memahami
miskonsepsi tentang kontrol dan selanjutnya mengadakan perubahan paradigma
stimulus-respon menjadi teori kontrol. Saya juga harus mampu melakukan refleksi
atas penerapan praktik disiplin yang dijalankan di sekolah.
· memahami
konsep disiplin positif dihubungkan dengan teori motivasi perilaku manusia,
serta konsep motivasi internal dan eksternal.
· memahami
pentingnya memiliki keyakinan kelas sebagai fondasi dan arah tujuan sebuah
sekolah/kelas, yang akan menjadi landasan dalam memecahkan konflik atau
permasalahan di dalam sebuah sekolah/kelas, yang pada akhirnya akan menciptakan
budaya positif.
· memahami
bahwa setiap tindakan anak didik dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar
mereka yang berbeda-beda dan agar menjadi individu yang selamat dan bahagia,
kebutuhan dasar harus terpenuhi secara positif. Saya juga harus memahami bahwa
kebutuhan dasar dapat dipenuhi dengan cara positif atau negatif oleh karena itu
peran guru adalah memberdayakan anak agar dapat memenuhi kebutuhannya secara
positif.
· melakukan
refleksi atas praktik disiplin yang dijalankan selama ini dan dampaknya untuk anak
didik saya. Saya dapat mengetahui dan menerapkan disiplin restitusi di posisi
Monitor dan Manajer agar dapat menciptakan lingkungan positif, aman, dan nyaman
dan dapat menghasilkan anak didik yang lebih mandiri, merdeka, dan bertanggung
jawab.
4. Future (Penerapan)
Setelah
mempelajari dan memahami modul 1.4 tentang budaya positif, Saya mulai menyusun
beberapa rencana aksi nyata yang menurut saya harus segera dilaksanakan,
seperti, melakukan desiminasi terkait materi-materi yang telah saya pelajari,
membuat keyakinan kelas dan membuat keyakinan sekolah.
Saya
selalu mengingatkan kepada rekan sejawat bahwa untuk melakukan suatu perubahan harus
dimulai dari diri sendiri, karena segala yang kita lakukan itu yang akan
menjadi contoh atau teladan bagi anak didik.
Dalam
pembelajaran, saya selalu menekankan kepada anak didik untuk selalu memperhatikan
nilai-nilai kebajikan karena inilah yang nantinya akan menjadi bekal mereka
ketika sudah berada di masyarakat. Ilmu bisa mereka dapatkan di mana saja,
tetapi karakter dan nilai-nilai kebajikan itu haruslah dimiliki sejak dini.
Selasa, Agustus 30, 2022
Refleksi Individu Modul 2.1
Refleksi
Diri: Mengelola kelas dan Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid yang Berbeda-beda
Untuk melayani kemampuan murid yang berbeda saya
telah melakukan metode pembelajaran yang bervariatif, menggunakan berbagai
media pembelajaran, dan memberikan tugas sesuai tingkat kemampuan murid. Untuk
membuat proses pembelajaran menjadi lebih mudah telah membuat suasana belajar
yang menyenangkan dengan menggunakan metode pembelajaran bervariasi yang membuat
murid senang misalnya melalui pesan berantai untuk menghafalkan materi,
menggunakan akronim untuk memudahkan mengingat. Menghadapi murid yang berbeda
kebutuhan belajarnya saya juga memperlakukan berbeda, yang saya lakukan adalah untuk
murid yang memiliki kemampuan yang kurang dibanding murid yang memiliki
kemampuan lebih, saya akan memberi soal dengan bobot yang lebih rendah, atau memberi
jumlah soal lebih sedikit agar termotivasi dan tetap semangat untuk belajar.
Tantangan yang saya hadapi dalam proses
pembelajaran di kelas yang disebabkan oleh keragaman murid-murid saya adalah bagaimana
cara menyatukan keberagaman tersebut menjadi satu kesatuan yang saling menerima
satu sama lain. Keberagaman yang dimiliki murid itu mulai dari segi sifat: ada
yang pemalu, riang, mudah marah, pemberani, penakut, sombong, rendah diri, dll.
Dari segi kemampuan: ada yang cepat bernalar kritis, ada yang lambat berpikir,
ada yang kreatif, dll. Perbedaan tersebut menjadi hal yang istimewa menurut saya.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, waktu pembelajaran Bahasa Indonesia saat
presentasi materi "Surat lamaran Pekerjaan", mereka saya bagi menjadi
beberapa kelompok yang beranggotakan murid-murid berbeda agama, sifat,
dan kemampuan di setiap kelompok. Keunikan yang mereka miliki, harus
dituntun untuk berbaur dan saling menerima satu sama lain. Saya tanamkan pada
murid bahwa perbedaan adalah hal yang unik dan istimewa dalam diri murid.
Ketika mereka berdiskusi materi, awalnya mereka nampak kaku, dan bingung,
tetapi saya tetap mengarahkan agar tiap kelompok bekerjasama dan saling
menghargai. Alhasil, tiap kelompok menjadi lebih kompak, tanpa melihat
perbedaan.
Selain itu untuk menghadapi tantangan dalam
proses pembelajaran di kelas yang disebabkan oleh keragaman murid-murid yang
memiliki kemampuan yang berbeda adalah pemilihan metode pembelajaran yang mampu
memfasilitasi, saya juga melakukan tindakan untuk mengatasi tantangan tersebut dengan
berkolaborasi dengan teman sejawat terkait macam-macam metode pembelajaran yang
menarik. Mencoba hal baru dalam menyampaikan materi sehingga anak tidak merasa
bosan. Merefleksi apa yang sudah saya lakukan untuk memperbaiki diri. Mengajak
dialog agar saya tahu sejauh mana materi pelajaran telah mereka kuasai.
Untuk mengakomodasi keberagaman murid
sebaiknya dalam merancang pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan murid, baik
metode, media pembelajaran, maupun kedalaman materi. Pembelajaran juga harus
disesuaikan dengan kondisi murid di kelas, perlakuan terhadap murid tidak boleh
sama namun harus disesuaikan dengan kebutuhan murid. Pada saat melakukan evaluasi
soal juga harus disesuaikan dengan kemampuan murid yang beragam, jangan sampai
murid yang kemampuannya rendah (kurang) mendapatkan soal yang sama dengan murid
yang memiliki kemampuan lebih (pandai), karena hal ini akan menyebabkan murid
yang memiliki kemampuan kurang akan malas dan tidak bersemangat untuk belajar
ketika mendapatkan hasil evaluasi dengan nilai yang rendah.
Senin, Agustus 29, 2022
Koneksi Antarmateri Modul 1.4 Budaya Positif
Minggu, Agustus 21, 2022
Rabu, Agustus 17, 2022
KONEKSI ANTARMATERI MODUL 1.3
Koneksi antarMateri Modul 1.3
Oleh:
Sholehuddin, S.Pd., M.M.
Calon
Guru Penggerak Angkatan 5
Koneksi
antarmateri modul 1.3 ini berisi tentang kaitan materi pemahaman visi guru
penggerak dengan filososfi pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD), nilai
dan peran guru penggerak, serta manajemen perubahan inkuiri apresiatif
dengan tahapan BAGJA untuk mewujudkan visi.
Ki Hajar Dewantara mengungkapkan bahwa tujuan pendidikan
adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai
manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Pendidikan
adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki
keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka
pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat
menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat
diteruskan atau diwariskan.
Setiap anak adalah pribadi yang unik,
yang khas dan berbeda dengan yang lainnya. Mereka berhak untuk mendapatkan
perlakuan yang berbeda dan merdeka agar bisa umbuh dan berkembang dengan baik.
Benih jagung tidak sama perlakuannya dengan benih padi. Hal ini tentu harus
dipahami oleh guru selaku petani. Petani yang baik harus mengenal dan paham
dengan benih yang disemaikan.
Untuk
itu nilai-nilai dari guru penggerak seperti mandiri, reflektif, kreatif ,
inovatif, dan berpihak pada murid semestinya melekat dalam diri seorang guru
penggerak, agar mampu menjalankan perannya dengan baik demi mewujudkan visinya,
yaitu mewujudkan profil pelajar Pancasila melalui merdeka belajar.
Adapun peran guru
penggerak antara lain :
1. Menjadi
pemimpin pembelajaran
2. Menggerakkan
komunitas praktisi
3. Mendorong
kolaborasi antar guru
4. Menjadi coach
bagi guru lain
5. Mewujudkan
kepemimpinan murid
Modal nilai-nilai
yang dimiliki guru sebagai pendidik mempunyai tugas among
(emban). Sebagai pengasuh yang mempunyai peran mengasuh, membimbing anak didik dengan
ikhlas sesuai bakat dan minat yang diasuh. Guru sebagai pendidik hendaknya
mencermati garis kodrat kemampuan anak didik agar jiwanya merdeka lahir dan
batin. Anak didik mempuyai kodratnya masing-masing. Guru sebagai pendidik mempunyai
tugas mulia menuntun kodrat anak tersebut. Melalui pendidikan, guru akan
menuntun anak yang sudah mempunyai kodrat baik akan menjadi lebih baik lagi.
Visi yang telah saya susun adalah menghasilkan
murid berprofil pelajar pancasila dengan SDM yang berkualitas. Tampak jelas adanya tujuan untuk menanamkan karakter profil pelajar
Pancasila dalam suasana merdeka belajar dengan pembelajaran yang berpihak pada
murid, nyaman, dan menyenangkan bagi anak didik, sehingga memberi ruang dan
kesempatan untuk tumbuh dan berkembang seuai kodratnya.
Untuk mewujudkan hal tersebut maka guru harus bisa
memetakan kekuatan yang ada baik dari diri anak didik maupun lingkungan di
sekitarnya. Pemetakaan dapat dilakiukan dari kepala sekolah, rekan sejawat,
orang tua murid, masyarakat, sarana prasarana, dan murid itu sendiri. Setelah
memahami peta kekuatan maka bisa menemukan strategi untuk melakukan perubahan
mewujudkan mimpi menjadi nyata.
Manajemen
perubahan yang bisa diterapkan adalah inkuiri apresiatif dengan tahapan BAGJA. yang
terdiri dari:
1.
Buat Pertanyaan
2.
Ambil pelajaran
3.
Galim impi
4.
Jabarkan rencana
5.
Atur Eksekusi
Jumat, Agustus 12, 2022
Kamis, Juni 16, 2022
AKSI NYATA MODUL 1.2 - NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK
AKSI
NYATA MODUL 1.2
NILAI
DAN GURU PENGGERAK
Oleh:
Sholehuddin, S.Pd., M.M.
Calon
Guru Penggerak Angkatan 5
Fasilitator: Lidya Ardyan, M.Psi
Pendamping Praktik : Sujianto, S. Pd.
1. Latar Belakang
Kehidupan
manusia tidak akan terlepas dengan dunia pendidikan, karena pendidikan merupakan
bagian terpenting bagi kehidupan. Melalui pendidikan, manusia sangat berharap
nilai-nilai kemanusiaan itu diwariskan, bukan hanya diwariskan melainkan
ditanamkan pada diri dalam watak dan kepribadian. Nilai dan Peran guru
penggerak sangat erat kaitannya dengan Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara.
Ki hadjar dewantara merumuskan bahwa fokus utama Pendidikan adalah murid. Guru
harus mampu membuat situasi pembelajaran yang mempertimbangkan kodrat alam dan
kodrat zaman murid-muridnya. Maka untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan
guru dengan nilai dan peran yang diharapkan dalam Pendidikan guru penggerak
ini. guru penggerak diharapkan dapat memiliki, menghayati dan mempraktikkan
nilai dan perannya. Guru penggerak harus mandiri yaitu bertanggung jawab secara
penuh dengan apa yang dilakukan dalam rangka mewujudkan keinginannya tanpa
menunggu perintah orang lain, dan siap menerima segala konsekuensinya. Namun,
selain mampu bekerja secara mandiri guru penggerak juga harus mampu bekerja
sama, dan memahami peran yang diemban atau kolaborasi.
Kolaborasi
merupakan tindakan individu dan kelompok yang bekerja sama untuk membuat
keputusan secara bersama-sama, sehingga ketika berbicara tentang kolaborasi
menganggap satu kesatuan. Kolaborasi merupakan hal yang penting untuk dilakukan
dalam dunia Pendidikan karena dapat memenuhi beberapa tujuan, diantaranya membantu
memecahkan masalah, membantu orang belajar dari satu sama lain.
Guru
dapat berkolaborasi dengan rekan sejawatnya di dalam mengembangkan diri dan
meningkatkan kompetensinya. Bentuk kolaborasi dapat dilakukan melalui kegiatan
saling berbagi dengan rekan-rekannya terkait praktik pembelajaran yang telah
dilakukan di kelasnya masing-masing untuk dapat diberi masukan dan di adopsi
oleh guru lain.
Guru
dapat berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran. Guru dapat memanfaatkan
kemajuan teknologi maupun alam untuk mendukung proses pembelajaran yang mereka
laksanakan seperti pengembangan model pembelajaran yang lebih menarik setelah
berkolaborasi dengan teman sejawat atau rekan guru lain. Dengan demikian
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru akan lebih variatif dan tidak
membosankan bagi peserta didik.
B. Tujuan
Adapun tujuan aksi nyata yang
dilakukan calon guru pengerak yaitu:
1. Melaksanakan
nilai dan peran guru penggerak
2. Melaksanakan
kolaborasi dengan teman sejawat
3. Mempererat
komunikasi dengan rekan sejawat.
C. Deskripsi
Aksi Nyata
Aksi
Nyata pada modul 1.2 ini dalam rangka mewujudkan pembelajaran yang lebih baik. Pelaksanaan
aksi nyata yang dilakukan dengan rekan guru dengan berbagi praktik baik maupun
permasalahan di kelas untuk meningkatkan kesadaran guru-guru dalam rangka
mengembangkan diri untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Guru-guru sangat
antusias mengikuti kegiatan sharing ini.
Meskipun ada beberapa kendala
yang dialami selama pelaksanaan aksi nyata yaitu masih adanya beberapa orang
guru yang belum bisa mengikuti kegiatan sharing dan berbagi yang diakibatkan
adanya kesibukan dan kegiatan yang lain.
D.
Hasil Aksi Nyata
Adapun hasil dari kegiatan
aksi nyata yang telah saya lakukan adalah Dengan adanya kegiatan ini semakin
memotivasi kita bahwa dengan berkolaborasi dengan rekan sejawatnya dapat
mengembangkan diri dan meningkatkan kompetensi yang kita miliki sebagai guru.
Selain itu dengan kolaborasi juga dapat menemukan solusi dari permasalahan dan
lebih mempererat komunikasi dengan rekan sejawat.
E. KESIMPULAN
Sebagai guru dituntut untuk selalu melakukan perubahan positif dalam kegiatan pembelajaran, merefleksi diri untuk melangkah maju dan menerima perubahan positif. Guru harus melakukan kolaborasi dan senantiasa bersedia menerima saran, masukan yang membangun demi peningkatan pendidikan di masa depan. Sebagai pendidik guru harus memberikan yang terbaik buat siswa, teman sejawat, dan sekolah adalah kebanggaan tersendiri bagi saya. Namun demikian apa yang sudah saya lakukan perlu ditingkatkan lagi, karena peran dan nilai guru penggerak ini akan terus saya terapkan secara konsisten dan berkomitmen menggerakkan komunitas belajar di sekolah sendiri maupun sekolah lain.
Senin, Juni 06, 2022
Mulai dari Diri - Modul 1.2
Diagram
Trapesium Usia
ilustrasi pribadi
Refleksi
1. Apa peristiwa positif dan negatif yang
saya tuliskan?
Peristiwa
positif menjadi juara atau pemenang lomba cerdas cermat SD/MI tingkat kecamatan
Peristiwa
negatif diterima di perguruan tinggi tetapi tidak sesuai dengan jurusan yang
diinginkan.
2. Selain saya, siapa lagi yang
terlibat di dalam masing-masing peristiwa tersebut?
Dari kedua momen tersebut
banyak pihak yang terlibat diantaranya dari pihak sekolah, orang tua, dan sekolah
lain. Dari pihak sekolah misalnya teman-teman sekolah, baik teman satu kelas maupun lain kelas, guru-guru. Orang tua juga terlibat dalam hal ini karena mengikuti
kegiatan sekolah harus sepengetahuan dari orang tua. Lomba cerdas cermat tidak
hanya diikuti satu sekolah, tapi semua sekolah dasar (SD/MI) satu kecamatan. Oleh karena itu
sekolah lain pun terlibat.
3. Dampak
emosi yang saya rasakan hingga sekarang?
Pada peristiwa positif
perasaan yang saya rasakan adalah gembira atau senang karena mengingat momen
tersebut banyak hal positif yang saya dapatkan dan hal positif tersebut
bertahan hingga sekarang.
Pada peristiwa negative
perasaan yang saya rasakan adalah perasaan sesal, mengapa waktu itu saya menyiapkan
diri dengan sungguh-sungguh dan kerja keras.
4. Mengapa momen yang terjadi di masa
sekolah masih dapat dirasakan dan mungkin masih dapat memengaruhi diri Anda di
masa sekarang?
Masa
sekolah menjadi masa yang selalu dirasakan sampai sekarang karena pada usia
tersebut masa dimana setiap kejadian menjadi kenangan dan selalu diingat. Masa
sekolah merupakan awal dimulainya interaksi dengan dunia luar setelah
lingkungan keluarga. Dapat dikatakan bahwa sekolah adalah rumah kedua sehingga
setiap kejadian yang dialami ketika usia sekolah akan selalu diingat dan
dikenang sepanjang hayat. Bahkan usia sekolah sangat mempengaruhi pada
kehidupan saat ini, karena setiap keputusan yang diambil ketika masa sekolah
hasilnya dirasakan saat ini.
Pada momen positif, peristiwa
tersebut sangat berkesan bagi saya karena banyak hal yang saya dapatkan
termasuk mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dan dapat membuat orang
tua, teman-teman sekolah, dan guru-guru bangga.
Pada
momen negative, peristiwa tersebut sangat berkesan bagi saya dan selalu menjadi
pembelajaran hingga saat ini, bahwa untuk mewujudkan keinginan harus menyiapkan
diri dengan sungguh-sungguh dan kerja keras.
5. Menurut Anda, apa saja peran dari
seorang Guru jika dikaitkan dengan trapesium usia?
Menurut
saya peran seorang guru sangat penting, guru sangat mempengaruhi murid dalam mengambil
keputusan dan apa yang sudah diputuskan dapat dirasakan sampai sekarang. Guru
dianggap figur yang dijadikan panutan dan dapat memberikan pengaruh positif
sehingga memberikan inspirasi terhadap keputusan yang diambil murid. Guru sebagai penuntun memang
seharusnya dapat mendorong murid untuk dapat mewujudkan cita-cita sesuai dengan
kodratnya.
Dengan
menjadi guru sebagai penuntun yang baik, kelak murid akan mengingat dan merekam
kejadian positif yang terjadi ketika mereka masih duduk di bangku sekolah. Jadi
saat mereka dewasa atau setelah lulus nanti akan selalu teringat dengan peran
dan pentingnya seorang guru.
6. Buatlah 1-2 kalimat yang dapat
menggambarkan nilai-nilai yang Anda percayai sebagai seorang Guru, menggunakan
kata-kata berikut: Guru, Murid, Belajar,
Makna, Peran.
Guru adalah penuntun yang di
dalam dirinya melekat nilai-nilai baik untuk diteladani dan mengarahkan murid dalam
proses belajar agar keberhasilan bukan hanya dalam pengajaran.
Oleh karena itu, sebagai penuntun sudah seharusnya guru menempatkan diri sebagai seorang yang mempunyai peran untuk
memberi tuntunan dan mendidik bukan hanya mengajar agar kegiatan pembelajaran
mempunyai makna.
Nilai
dan peran guru penggerak menurut saya:
1.
Apa
nilai-nilai dalam diri saya yang membantu saya menggerakkan murid, rekan guru,
dan komunitas sekolah saya?
· Mandiri,
saya mempunyai inisiatif sendiri untuk mengikuti berbagai pelatihan, diklat dan
kegiatan lain yang positif yang mendukung pekerjaan saya.
· Kolaboratif,
sebagai makhluk sosial saya tidak mungkin bisa hidup tanpa bantuan orang lain.
Kolaborasi dengan berbagai pihak akan mensukseskan program-program yang telah
disiapkan.
· Inovatif,
saya mampu menerapkan berbagai metode dan media pembelajaran dalam mentransfer
ilmu kepada siswa
· Reflektif,
sebagai seorang guru nilai reflektif harus dimiliki, saya mampu belajar dari
pengalaman sebelumnya agar lebih baik dimasa mendatang.
2.
Apa
peran yang selama ini saya mainkan dalam menggerakkan murid, rekan guru, dan
komunitas sekolah saya?
Peran yang saya lakukan
adalah "Mewujudkan Kepemimpinan" , yaitu memberikan motivasi kepada
siswa agar memunculkan keberanian, percaya diri, kemandirian, dan kreativitasnya.
Selain itu penanaman karakter baik senantiasa saya lakukan dengan cara
pembiasaan.
Sabtu, Juni 04, 2022
AKSI NYATA MODUL 1.1
AKSI NYATA MODUL 1.1
FILOSOFI
PENDIDIKAN MENURUT KI HAJAR DEWANTARA
RELEVANSI
FILOSOFI PENDIDIKAN
MENURUT
PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA
PADA
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
DI
SMKS KEPANJEN
Oleh: Sholehuddin, S. Pd., M.M.
Guru SMKS KEPANJEN Kabupaten Malang – Propinsi jawa Timur
CGP Angkatan 5
Fasilitator: Lidya Ardyan, M.Psi
Pendamping Praktik : Sujianto, S. Pd.
Aksi
nyata modul 1.1 merupakan sebuah aksi yang dilakukan CGP untuk menyelesaikan
alur MERRDEKA pada modul 1.1. Sebagai tahapan terakhir dari siklus pembelajaran
MERRDEKA, Aksi Nyata memberikan ruang bagi CGP menerapkan pengetahuan yang
telah diperoleh dalam satu rangkaian modul. Aksi Nyata sebagai proses
pengembangan profesionalisme berkelanjutan, dan dilihat sebagai kesatuan antara
proses pembelajaran dan implementasi.
Selama
ini proses kegiatan pembelajaran yang diterapkan di kelas masih terpusat pada guru,
hal ini dikarenakan selama proses kegiatan pembelajaran siswa masih kurang
berperan aktif dalam kegiatan karena masih terdapat siswa yang tidak percaya
diri dan tidak berani mengemuakan pendapatnya, sehingga mengakibatkan kurangnya
keaktifan selama proses pembelajaran.
Berdasarkan
masalah tersebut, dengan melakukan aksi nyata ini diharapkan adanya sebuah
perubahan dalam proses kegiatan pembelajaran. Siswa dapat memahami materi
pembelajaran tidak sekedar mendengarkan penjelasan dari guru, akan tetapi siswa
secara mandiri dan berperan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Aksi
Nyata ini diharapkan dapat menjadi awal perubahan konkret dalam proses
pembelajaran khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara dan konteks sosial dan
budaya di sekolah Saya, SMKS KEPANJEN.
B.
Tujuan Aksi Nyata
Tujuan
dari pembuatan aksi nyata ini adalah:
1. Melaksanakan
filosofi pendidikan menurut pemikiran Ki Hajar Dewantara
2. Melaksanakan
pembelajaran yang berpihak pada siswa .
3. Guru
menjadi fasilitator dengan ide dan gagasan yang memudahkan peserta didik
memahami materi melalui kompetensi dan sikap yang baik.
4. Guru
memberikan motivasi dan dukungan yang dapat menuntun siswa meraih keberhasilan
belajarnya.
5. Guru
bisa menggali potensi dalam siswa sesuai denga kodrat alam dan kodrat zamannya
serta mempunyai budi pekerti yang luhur.
Aksi
Nyata pada modul 1.1 ini dalam rangka mewujudkan pembelajaran sesuai dengan Filosofi
Pendidikan Menurut Pemikiran Ki Hajar Dewantara. Deskripsi aksi nyata ini berdasarkan
dari identifikasi pada siswa yang saya lakukan. Sebagai seorang guru, saya
memiliki semangat untuk melakukan penerapan pembelajaran yang sesuai dengan
Pemikiran Ki Hajar Dewantara yang melakukan pembelajaran dengan berpusat pada
siswa. Dengan melakukan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan
menerapkan konsep Merdeka Belajar ini, siswa dapat ikut serta dalam rancangan
proses pembelajaran. Siswa berperan aktif untuk memberikan evaluasi terhadap
perencanaan kegiatan pembelajaran agar lebih menyenangkan dan menstimulus siswa
lebih aktif sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai.
D. Hasil Aksi Nyata
Adapun
hasil dari kegiatan aksi nyata yang telah saya lakukan adalah sebagai berikut:
1. Kepala sekolah dan rekan sejawat di SMKS KEPANJEN ikut berpartisipasi dalam kegiatan aksi nyata ini sehingga kegiatan ini dapat terlaksana.
2. Siswa mengalami perubahan dalam pelaksanaan kegiatan karena siswa lebih antusias dan aktif selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung.
3. Orang
tua siswa mendukung adanya kegiatan ini agar siswa dapat tetap mengikuti
pembelajaran dengan senang dan gembira.
E. KESIMPULAN
Filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara memang memiliki keunikan, karena dalam filosofinya seorang pendidik itu harus mampu untuk berubah dan mengikuti perkembangan zaman. Waktu boleh berganti, daerah boleh berbeda dan masa boleh berubah tapi pendidikan tujuannya selalu tetap seperti yang dinyatakan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, dimana “Pendidikan diselenggarakan agar setiap individu dapat menjadi manusia yang “beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab” . Untuk itulah pada pembelajaran Bahasa Indonesia di SMKS KEPANJEN dengan menerapkan filosofi pendidikan dari pemikiran Ki Hajar Dewantara dapat dilakukan dan akan menjadikan siswa untuk mudah dalam menerima materi dan senang dalam belajarnya.
Referensi:
- https://jdih.setkab.go.id/PUUdoc/7308/UU0202003.htm
- https://files1.simpkb.id/guruberbagi/rpp/53395-1635948138.pdf
- https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/aksi-nyata-calon-guru-penggerak-modul-1-2/
- https://smancolomadu.sch.id/?p=708
Selasa, Mei 31, 2022
Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.1
ESAI:
FILOSOFIS PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA
Oleh:
Sholehuddin
Calon
Guru Penggerak Angkatan 5
SMKS
KEPANJEN Kabupaten Malang
Pemikiran Ki Hadjar Dewantara dengan konteks pendidikan Indonesia hingga saat ini sangat relevan yaitu pendidikan dengan sistem among dan Tri Pusat Pendidikan yang memberikan suatu kebebasan berpikir kepada anak didik untuk mengembangkan kreativitas yang ada dalam dirinya sesuai dengan penerapan kurikulum Merdeka Belajar.
Hal
terpenting yang harus dilakukan seorang guru adalah menghormati dan
memperlakukan anak dengan sebaik-baiknya sesuai kodratnya, melayani mereka
dengan setulus hati, memberikan teladan (ing ngarso sung tulodho), membangun semangat (ing madyo mangun karso) dan memberikan dorongan (tut wuri handayani) bagi tumbuh
kembangnya anak didik.
Pendidikan
dan kebudayaan adalah dua hal dalam satu kesatuan, ibaratnya kebudayaan adalah
rumah dan pendidikan adalah pondasinya untuk membentuk peradaban yang baik kita
membutuhkan pendidikan yang baik guru tidak hanya mengajar, memberikan ujian
dan menilai tetapi guru melakukan pekerjaan yang lebih mulia yaitu membentuk
sebuah peradaban atau karakter yang baik.
Pendidik
itu ibarat petani yang bercocok tanam yang memiliki banyak bibit, ada bibit
padi, jagung, kedelai, kentang, ubi dan yang lain. Padi ditanam akan tumbuh padi,
jagung ditanam tumbuhlah jagung jangan berharap menanam padi yang tumbuh jagung,
karena petani tidak akan dapat mengubah kodrat padi, yang dapat dilakukan
petani agar tumbuh padi yang baik adalah dengan memperbaiki kondisi dan
kesuburan tanah, merawat padi, memupuk, dan mengairi, serta membasmi hama yang
dapat mengganggu tumbuh kembangnya padi. Begitu halnya dengan menanam jagung
rawatlah sebagaimana merawat jagung yang baik dan benar agar tumbuh jagung yang
unggul dan berkualitas pula. Apa yang dilakukan petani dalam bercocok tanam
ibaratnya kita sebagai pendidik harus bisa menuntun anak didik agar dapat
tumbuh dengan baik sesuai kodratnya dalam mencapai keselamatan dan kebahagian
setinggi-tingginya baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat,
sehingga kita memandang anak didik dengan hormat dan berorientasi penuh kepada
anak didik, menjadi pendidik atau guru yang mandiri, merdeka dengan menggunakan
metode pembelajaran yang tepat untuk anak didik dengan berbagai latar belakang
dan keberagamannya, karena sehebat apapun kita sebagai pendidik tidak akan
dapat mengubah atau mengganti kodrat iradatnya anak didik, sama halnya dengan
petani yang tidak akan dapat mengubah menanam padi tumbuh menjadi jagung.
Pendidikan
tidak boleh statis, pendidikan harus terus bergerak dan berubah untuk menjawab
tuntutan zaman seperti halnya planet dalam tata surya semua harus terus
bergerak tidak ada yang berhenti artinya perubahan adalah sesuatu hakiki dan
harus terjadi. Anak didik saat ini tidak akan sama dengan anak didik 10, 15,
dan 20 tahun yang lalu karena zamannya sudah berbeda itulah yang disebut kodrat
zaman. Oleh sebab itu mengapa guru harus selalu belajar sepanjang hayat dan terus
bergerak, tak lain untuk mewujudkan merdeka belajar.
Koneksi Antarmateri – Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Materi Modul 1.1
Koneksi
Antarmateri – Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran
Ki
Hadjar Dewantara
Materi
Modul 1.1
Oleh: Sholehuddin
Calon Guru Penggerak Angkatan 5
SMKS KEPANJEN Kabupaten Malang
Apa yang saya percaya tentang murid dan
pembelajaran di kelas sebelum saya mempelajari modul 1.1?
Saya sebagai guru beranggapan
bahwa tugas seorang guru adalah untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan
keterampilan. Kegiatan pembelajaran adalah proses membuat anak didik aktif.
Kegiatan pembelajaran terpusat pada guru sebagai sumber ilmu.
Saya kurang begitu peduli
dengan kenyamanan belajar anak didik, kemerdekaan belajar, atau dampak negatif
yang akan muncul akibat pendekatan itu bagi saya, jika anak didik dapat nilai
bagus, berprestasi, patuh, dan tertib itu adalah suatu keberhasilan. Saya
fokus sesuai dengan tuntutan kurikulum dan hanya fokus melaksanakan pembelajaran
sesuai apa yang tertulis dalam kurikulum serta harus diselesaikan sesuai dengan
target kurikulum.
Apa
yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari modul 1.1?
Setelah saya ikut pendidikan
guru penggerak dan mempelajari modul 1.1. tentang filosofis dan pemikiran
pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, metode dan konsep pengajaran saya
berubah. Sebagaimana filosofis pendidikan dan pengajaran Ki Hajar Dewantara
yakni Sistem Among, Sistem Among menuntut kesabaran dalam penerapannya, Saya
menyadari bahwa selama ini memandang anak didik sebagai objek dalam
pembelajaran di kelas, padahal anak didik seharusnya menjadi subjek dalam
kegiatan pembelajaran karena anak didiklah yang memegang kendali dalam kegiatan pembelajaran
karena setiap anak didik itu istimewa, unik, dan memiliki potensi yang berbeda.
Guru sebagai pendidik harus menghamba pada anak didik dengan ketulusan dan
kerendahan hati.
Guru sebagai pendidik hanya
Tut Wuri Handayani yang mempunyai peran menuntun, mengasuh, membimbing sesuai
kodrat anak didik agar jiwanya merdeka lahir dan batin. Guru sebagai pendidik
memberikan kebebasan kepada anak didik dalam memilih gaya belajar yang disukai
tidak ada lagi perintah. Anak didik harus memiliki rasa merdeka dalam
berkreasi dan belajar. Di sinilah peran guru sebagai pendidik menuntun anak
didik agar memiliki kekuatan hidup berupa kodrat alam dan kodrat zaman untuk
merajut masa depannya.
Anak didik harus diupayakan
tumbuh kembang dalam cipta, karsa dan karya dengan mengeksplorasi minat, bakat
yang ada di dalam dirinya.
Apa
yang bisa segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan
pemikiran KHD?
Yang bisa segera saya lakukan
sebagai cerminan pemikiran Ki Hajar Dewantara adalah:
· Saya sebagai pendidik harus disiplin
untuk memberikan contoh dan teladan kepada siswa atau anak didik.
· Merancang pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan peserta didik dan melaksanakan pembelajaran yang bemakna,
menyenangkan dan merdeka.
· Mengidentifikasi karakteristik siswa atau
anak didik, mulai dari kebiasaan, gaya belajar, kemampuan menyerap materi
pelajaran, bakat dan minatnya, juga meminta pendapat mereka tentang hal-hal
yang menyebabkan ketidak nyamanan mereka untuk dapat belajar dengan baik.
· Saya sebagai pendidik harus menjadi
penyemangat serta memberi dorongan dalam menanamkan nilai karakter, bergotong
royang, bekerjasama, tolong menolong setiap kegiatan yang ada di sekolah.
· Saya sebagai pendidik akan selalu mendorong
dan memotivasi anak didik untuk saling berbagi dengan sesama sebagai bentuk
solidaritas jika ada warga sekolah yang mengalami musibah, orang
tua meninggal, dan yang lain. anak mencintai lingkungan kelas/sekolah.
· Saya sebagai pendidik akan menanamkan dan
memberi penguatan karakter anak didik dengan melakukan pembiasaan secara terus
menerus seperti mengawali pembelajaran dengan berdoa, mengucapkan terima kasih
jika mendapat bantuan dari orang lain, mengucapkan maaf jika melakukan kesalahan
baik sengaja maupun tidak.