ESAI:
FILOSOFIS PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA
Oleh:
Sholehuddin
Calon
Guru Penggerak Angkatan 5
SMKS
KEPANJEN Kabupaten Malang
Pemikiran Ki Hadjar Dewantara dengan konteks pendidikan Indonesia hingga saat ini sangat relevan yaitu pendidikan dengan sistem among dan Tri Pusat Pendidikan yang memberikan suatu kebebasan berpikir kepada anak didik untuk mengembangkan kreativitas yang ada dalam dirinya sesuai dengan penerapan kurikulum Merdeka Belajar.
Hal
terpenting yang harus dilakukan seorang guru adalah menghormati dan
memperlakukan anak dengan sebaik-baiknya sesuai kodratnya, melayani mereka
dengan setulus hati, memberikan teladan (ing ngarso sung tulodho), membangun semangat (ing madyo mangun karso) dan memberikan dorongan (tut wuri handayani) bagi tumbuh
kembangnya anak didik.
Pendidikan
dan kebudayaan adalah dua hal dalam satu kesatuan, ibaratnya kebudayaan adalah
rumah dan pendidikan adalah pondasinya untuk membentuk peradaban yang baik kita
membutuhkan pendidikan yang baik guru tidak hanya mengajar, memberikan ujian
dan menilai tetapi guru melakukan pekerjaan yang lebih mulia yaitu membentuk
sebuah peradaban atau karakter yang baik.
Pendidik
itu ibarat petani yang bercocok tanam yang memiliki banyak bibit, ada bibit
padi, jagung, kedelai, kentang, ubi dan yang lain. Padi ditanam akan tumbuh padi,
jagung ditanam tumbuhlah jagung jangan berharap menanam padi yang tumbuh jagung,
karena petani tidak akan dapat mengubah kodrat padi, yang dapat dilakukan
petani agar tumbuh padi yang baik adalah dengan memperbaiki kondisi dan
kesuburan tanah, merawat padi, memupuk, dan mengairi, serta membasmi hama yang
dapat mengganggu tumbuh kembangnya padi. Begitu halnya dengan menanam jagung
rawatlah sebagaimana merawat jagung yang baik dan benar agar tumbuh jagung yang
unggul dan berkualitas pula. Apa yang dilakukan petani dalam bercocok tanam
ibaratnya kita sebagai pendidik harus bisa menuntun anak didik agar dapat
tumbuh dengan baik sesuai kodratnya dalam mencapai keselamatan dan kebahagian
setinggi-tingginya baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat,
sehingga kita memandang anak didik dengan hormat dan berorientasi penuh kepada
anak didik, menjadi pendidik atau guru yang mandiri, merdeka dengan menggunakan
metode pembelajaran yang tepat untuk anak didik dengan berbagai latar belakang
dan keberagamannya, karena sehebat apapun kita sebagai pendidik tidak akan
dapat mengubah atau mengganti kodrat iradatnya anak didik, sama halnya dengan
petani yang tidak akan dapat mengubah menanam padi tumbuh menjadi jagung.
Pendidikan
tidak boleh statis, pendidikan harus terus bergerak dan berubah untuk menjawab
tuntutan zaman seperti halnya planet dalam tata surya semua harus terus
bergerak tidak ada yang berhenti artinya perubahan adalah sesuatu hakiki dan
harus terjadi. Anak didik saat ini tidak akan sama dengan anak didik 10, 15,
dan 20 tahun yang lalu karena zamannya sudah berbeda itulah yang disebut kodrat
zaman. Oleh sebab itu mengapa guru harus selalu belajar sepanjang hayat dan terus
bergerak, tak lain untuk mewujudkan merdeka belajar.