Semarang, 10 November 2007
Tanganku ada dua Lima-lima jarinya Kuangkat keduanya Mari kita berdoa ABI (5), Denis (3), Rehan (5), Rena (4), dan Safero (5) menyanyikan lagu Balonku yang telah diubah syairnya tersebut sembari duduk dan mengangkat kedua tangan mereka masing-masing. Didampingi empat orang pengajar yang mereka panggil dengan sebutan bunda, keempat balita tersebut menundukkan kepala.
Terima kasih Tuhan
Hari ini kita dapat berkumpul kembali
Untuk belajar dan bermain bersama.
Usai berdoa, lantas bunda Ana menyapa ; "Apa kabar semuanya?" Sontak bocah-bocah itu pun menjawab dengan serentak ; "Baik...".
Kelas belajar di Pondok Kubaca Yasmia pun dimulai. Setelah mengawali pelajaran dengan berdoa dan bernyanyi, mereka tampak begitu antusias menyimak pelajaran yang diberikan bunda Ana.
"Sekarang, kita keluarkan kartu kata ya. Ada lima gambar di depan. Sekarang gambar pertama, kartu mana yang cocok ? Ayo maju ke depan yang tahu," ajak bunda Ana.
"Saya...." teriak anak-anak sembari berlarian ke depan dan saling berebut untuk menempel kartu bertuliskan kata susu.
Kemudian bunda Ana bertanya, "Susu itu yang seperti apa? Ayo yang tahu acungkan jari." Dengan sigap Rena mengacungkan jarinya. "Yang biasa diminum tiap pagi, Bunda," jawabnya dengan malu-malu.
Ya, itulah salah satu kegiatan belajar mengajar di Pondok Kubaca Yasmia Jl Krakatau VIII No 7. Bermain dengan kartu kata, menyanyi, mewarnai, melipat kertas, menggambar, bermain bola adalah beberapa kegiatan lain yang biasa mereka lakukan.
Belajar membaca adalah materi utama yang diajarkan di samping permainan. Selain menggunakan kartu kata, anak juga diberikan buku membaca cepat serta lembar kerja siswa (LKS). Menariknya, mereka tak diajarkan mengeja huruf. Namun justru diajarkan langsung membaca kata per kata seperti papa, mama, ini, itu, susu, roti dan lain sebagainya.
"Karena tiap huruf atau abjad itu tidak ada artinya. Beda dengan kata yang suah pasti mengacu pada benda yang bisa dilihat bentuknya, sehingga bisa merangsang imajinasi anak," jelas Sigit, salah satu staf di Pondok Kubaca.
Metode Baru
Sulistyowati Bambang SE MM, pemilik Pondok Kubaca Yasmia mengatakan, dengan tempat belajar membaca bagi anak usia prasekolah ini diharapkan bisa menggantikan metode belajar membaca konvensional. "Karena metode belajar membaca yang dulu dianggap kurang efektif," katanya.
Menurutnya, metode baru ini akan membuat anak bisa cepat membaca dan menulis hanya dalam waktu tiga bulan. Mengapa cepat ? "Karena disini, anak tidak diajarkan belajar membaca dengan mengeja kata," tuturnya.
Dia menjelaskan, ada tiga level yang harus dilewati anak agar bisa cepat membaca dan menulis di pondok ini. Level pertama, membaca kalimat yang terdiri atas sepuluh kata, logika berbahasa dan pemahaman kalimat. Level kedua, anak akan diajarkan membaca dengan artikulasi, kata berimbuhan dan lawan kata dan menulis. Level ketiga, kata yang dipelajari akan ditambah dengan kata sambung, kata tanya dan tanda baca, serta mereka akan diajari menulis huruf kecil, besar dan tegak bersambung.
"Dengan metode ini anak akan mampu mengkoordinasikan atara mata dan mulut, menambah perbendaharaan kata, dan membuat mereka makin percaya diri," tambah Sulistyowati.
diposting dari: Suara Merdeka